Kamis, 25 April 2013

Sebuah Pilihan Masa Kini

Judul diatas saya ambil karena sedang marak-maraknya fenomena Miss World yang akan diselenggarakan di Indonesia. Sebuah pilihan memang tentang fenomena ini, saya akan menulis sedikit tentang fenomena itu. . . .



Sebuah nasihat "kaum yang tak senang pada Islam merusak ummat dengan 3F: Food, Fun, Fashion" karena kaum munafik pahami bahwa perang fisik takkan mereka menangkan maka mereka mulai perang pemikiran (ghazwul fikri) sebagai gantinya dan target empuk ghazwul fikri ini adalah pemuda Muslim yang cenderung masih mudah diarahkan dan diwarnai. Pemuda muslim itu remaja karena paling mudah dengan 3F tadi Food-Fun-Fashion Makanan-Hiburan-Pakaian. Lewat Food ghazwul fikri membuat Muslim tidak aware dengan konsep halal sekaligus membanjiri produk haram bagi Muslim. Lewat Fun ghazwul fikri melalaikan Muslim untuk peduli pada "masalah penting ummat" lewat music, movie, love, pacaran, bola dan lainnya. Lewat Fashion ghazwul fikri menuntun pikir remaja bahwa pakaian itu aktualisasi diri dan gaya hidup bukan penutup aurat. Semua serangan pemikiran ini tujuannya satu agar Muslim menjauh dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sumber kekuatan hingga mereka lemah. Ketika Muslim jauh dari Al-Qur'an dan As-Sunnah maka Allah bukan lagi sumber kebahagiaan bagi mereka. Bila Allah bukan lagi sumber kebahagiaan lalu apa gantinya? Materi, itulah sumber kebahagiaan baru yang ditawarkan kaum munafik. Saat kenikmatan makanan lebih diutamakan dari halal dan haram saat itulah materi menjadi sumber kebahagiaan. Saat alis disulam, operasi wajah, dan segala ketentuan Allah diubah demi jempol dari manusia saat itu materi menggantikan Allah. Saat hijab syar'i dikira kuno karena tak menarik dan Muslimah berlomba berpakaian untuk menarik perhatian dan saat itu mereka berhasil membuat Muslimah menurunkan kehormatannya dengan berpakaian minim. Segala sesuatu mulai dinilai dari penampakan sukses itu uang, mobil, rumah, wajah. Idola bukan lagi Rasulullah namun artis peraduan bukan lagi masjid namun arena konser atau stadion. Bagi Muslimah mereka bermain dalam ranah pemikiran turunan langsung liberalisme yaitu feminisme (genderisme). Mengapa Muslimah jadi pangsa pasar utama liberalis? karena rusaknya Muslimah bakal mengajak dua orang yang lain, anak dan suaminya. Lewat media para liberalis mendikte Muslimah bagaimana seharusnya mereka berperilaku, berpakaian, menampilkan diri. Liberalis meredefinisi cantik bagi Muslimah yaitu badan seksi, pakaian minim, otak kosong tak mengapa, agama minus bukan masalah. Bagaimana cantik versi Rasul dan shahabiyah? Tentu yang cantik hatinya yaitu akhlak maupun moralnya dan berpengetahuan luas tentang agama maupun umum. Bila dulu katanya lelaki menjajah wanita sekarang juga sama, hanya lelaki gunakan food, fun, fashion sebagai alat menjajah. Lihat seberapa besar usaha wanita agar terlihat "seksi" beli pelangsing, sedot lemak, operasi, steroid? Apakah semua itu dilakukan untuk dirinya? tidak! wanita melakukan itu agar mendapat perhatian dari lelaki, akui atau tidak. Bila lelaki yang dicari perhatiannya adalah suami, duhai manisnya! namun perhatian yang dicari justru lelaki-lelaki siapapun!. Karena itulah ada ajang #MissWorld #MissUniverse apapun ajangnya, dominasi penontonnya adalah lelaki. Sebelum dikenal sebagai #MissWorld awalnya ia Festival Bikini Contest yang dibesut Eric Morley pada 1951 dari Festival Bikini lalu jadilah #MissWorld dari lelaki untuk lelaki, wanita? hanya jadi komoditas jual saja. Jadi, intinya satu menjual keindahan tubuh wanita that's all. Sssssttt "jangan suudzann, kan dinilai dari 3B; "Beauty, Brain, Behaviour"? Iyakah? Darimana ada Miss World overweight?. Yang ada yang kepilih berdasar 3S ---> Sexy, Sexy and Sexy kasihan wanita hanya jadi tontonan, dimana keindahan tubuh jadi jualan. Melalui kontes kecantikan dunia semisal #MissWorld ini wanita didoktrin gila belanja, gila penampilan, gila perhatian. Sementara kontes kecantikan dunia ini ajang kemesuman publik bagi lelaki bikini contest, one piece kapan lagi tontonan gratis?.



Miss World kan untuk ajang pariwisata? Bila untuk pariwisata dan budaya masih banyak cara tingkatkan pariwisata dan budaya bukan dengan cara jual kehormatan dan agama. Minimal opini harus digelar dan dipahamkan pada ummat kedepan kita bisa buat aksi-aksi konkrit sebagai bentuk kepedulian misalnya atau dengan pagelaran acara budaya yang ada di Indonesia.



Waktu kecil saya suka menonton acara Miss Indonesia melihat wanita cantik berjalan dan memeberika argumennya dengan beberapa pertanyaan. Tapi semakin remaja saya mengetahui mengapa yang tidak menjawab pertanyaan dengan benar dan bagus yang menang? saya juga semakin mengerti tentang betapa sia-sianya mereka yang cantik memperlihatkan aurat kepada jutaan lelaki sungguh miris. Iya, paha mereka mungkin lebih murah dari paha ayam. Beberapa waktu yang lalu saya baca twittnya Kak Oki Setiana Dewi begini isi tulisannya :
"Saya dulu paling hobby ikutan beauty contest begitu. Seru aja. Pake baju bagus dan ngerasa cantik. Kenapa dulu saya hobby begitu ikut beauty contest? Karena ga nyadar kalau saya jadi objek sejuta mata karena baju minim. Ooh lugunya. Yang didengung-dengungkankan adalah 3B. Beauty, brain, behaviour. Yang ada, itu teks-teks pertanyaan, udah dibagiin duluan dari jauh-jauh hari. Menghindari ga bs jawab, jauh sebelum hari H teks pertanyaan udah dibagiin paad peserta, supaya prepare bisa jawab apa saat di panggung. So paling utama emang: Beauty yg diekspos. Kecantikan luar yang disulap sedemikian rupa. Mungkin sejak kecil, kenalnya barbie. Bukan sohabiyah. Jadi opini wanita cantik itu seperti barbie (PR untuk para ibu nih)."



#Kita bisa cantik, tanpa memperlihatkan tubuh indah kemana-kemana. Cantik dengan perilaku, tutur kata, ilmu, karya& kontribusi nyata.
#Cantikmu karena syahadat dan indahmu karena taat bukan penilaian manusia dari lahir dan fisikmu.