Jumat, 13 Desember 2013

Hidup = Fisika part 1

Hukum I Newton
Hukum ini berkata bahwa : jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang semula diam akan tetap diam dan benda yang semula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap (artinya percepatannya nol)

Saya mengkonotasikan gaya positif sebagai daya juang dan spirit pada seseorang. Gaya negatif sebagai kemalasan, penghambat atau, kelembaman. Berdasarkan Hukum I Newton  ini, saya menyimpulkan manusia tidak akan pernah maju (statis / diam di tempat), jika resultan gaya / jumlah antara gaya positif dan dengan gaya negatif sama dengan nol. Tentu kita tidak mau hidup kita dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang positif.


Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi Jika resultan gaya pada suatu benda tidak sama dengan nol, maka benda akan bergerak dengan percepatan sebesar resultan gaya dibagi masa.

Dari sini terlihat bahwa kecepatan seseorang untuk maju tergantung pada 2 variabel yakni, resultan gaya (Gaya positif - Gaya negatif) dan masa (beban /baca: beban kehidupan). Gaya positif / semangat itu bisa datang dari diri sendiri (motivasi), dari orang lain (inspirasi ataupun dorongan), misalnya orang tua, teman, adik, dan seterusnya. Sebaliknya beban/kemalasan/kelambaman datangnya hanya dari diri sendiri, karena kemalasan adalah salah satu sifat yang dimiliki hampir oleh seluruh manusia. Bukti bahwa kemalasan datang dari diri sendiri adalah, banyaknya orang yang dicemooh, dihina, dicaci tapi malah sukses. Banyak juga yang dipuji, disanjung dan dieluk-elukkan malah colapse.

Jadi kesimpulannya sih, apapun gaya yang diberikan oleh pihak luar (orang lain), baik gaya positif maupun gaya negatif, kita harus mampu untuk mengubahnya ke gaya positif dengan menggunakan gaya pemulih. Dan kita harus meringankan beban kita dengan menguranginya setiap saat, jangan ditumpuk. Jika beban ditumpuk maka nilai masa sebagai penyebut akan semakin besar, akibatnya percepatan keberhasilan kita akan semakin kecil. Jika kita berhasil mem-positifkan semua gaya maka resultan gaya kita akan besar dan positif, sehingga kita akan bergerak maju dengan pesat dan akan bertambah cepat setiap saat. Jika resultan gaya kita nol mungkin masih lebih baik jika dibanding negatif. Gaya negatif akan membawa kita bergerak mundur, sehingga kita tidak akan pernah sampai ke tujuan hidup kita.


Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyiJika suatu benda dikenai gaya oleh benda lain, maka benda tersebut akan memberikan gaya yang besarnya sama tapi arahnya berlawanan.

Hukum ini mirip dengan hukum petani, yang menanam yang menuai. Juga mirip dengan hukum karma, yang kita lakukan akan kembali ke kita. Apapun dan kepada siapapun yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan imbal balik yang minimal sama. Contoh sederhana, jika kita memukul tembok dengan pelan, tembok juga akan memukul kita dengan pelan sehingga kita tidak akan merasa sakit. Jika kita memukul tembok dengan sangat keras, tembokpun akan memukul kita dengan sangat keras, sehingga tulang kita bisa patah/retak. Bayangkan, benda mati saya tingkah lakunya seperti itu, apalagi makhluk hidup. Jika Anda berbuat baik kepada orang lain, maka orang lainpun akan berbuat yang sama kepada kita. Sebaliknya jika kita berbuat jahat/curang/licik maka orang lain itu juga yang akan kita terima.

Itulah pendapat saya tentang kaitan antara Hukum Newton dan "Aplikasinya" dalam kehidupan sehari-hari. Jika anda ingin memberi masukan atau mengkritisi atau sekedar berkomentar, silahkan beri komentar pada postingan ini. Anda memberikan sesuatu saya juga akan memberikan sesuatu yang minimal sama nilainya dengan yang anda berikan. Semoga para pembaca bisa memanfaatkan energi positifnya sehingga dapat meraih sukses dunia akhirat. Amin. Salam.

Hidup = Fisika Part 2

Sehebat apapun angan-angan, setinggi apapun cita-cita, kita belum tentu mampu menggapainya kalau kita tidak berorientasi kepada tindakan dan tidak berani diorientasikan untuk mengambil resiko.
Mengapa kita harus bertindak?
Dalam ilmu fisika, dijelaskan bahwa usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan. Jika gaya dilambangkan dengan F dan perpindahan dengan S, secara matematis usaha dapat dituliskan menjadi:




Impian akan menjadi angan-angan semata dan kita tetap tertidur dalam kehidupan. Sementara, orang-orang sukses terus bergerak dan bertindak untuk menggapain impian-impian mereka. Dalam agama saya pun diajarkan bahwa Allah Tuhan Sang Maha Pencipta tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau hambaNya jika mereka sendiri tidak berusaha untuk mengubahnya.
“Sukses tanpa Aksi = Fantasi”

Rabu, 04 Desember 2013

Satu Shaf Dibelakangmu

Akan ada saat di mana nanti aku tak lagi sendiri berdiri di dalam senyap waktuNya. 
Akan ada saat di mana nanti kugelar sajadahku dan engkau gelar sajadahmu.
Akan ada saat di mana nanti kita berdiri bersama, dan aku satu shaf di belakangmu,
di sepenggal waktuNya yang mulia.

Aku ingin menghabiskan waktu tuaku bersamamu.
Menggelar sajadah dan kamu menjadi imamku. 
Yang mengajarkan aku menjadi perempuan yang perempuan. 
Menjadi satu-satunya lelaki yang aku cium tangannya setelah kita sholat bersama. 
Meng-amini doa yang kamu panjatkan
dan masih tetap berada satu shaf dibelakangmu.

karena ketika kamu merasa sedang jatuh dan dunia memusuhimu, 
aku di sini, satu shaf di belakangmu.

karena ketika kamu lelah, aku juga selalu di sini. 
Menyediakan bahuku. 
Menemanimu bercerita untuk mengurai semua kisah satu demi satu, 
lalu mencari jalan untuk mengatasinya berdua. 
karena untuk melihat senyummu, 
aku masih dengan senang hati berada satu shaf di belakangmu. 

aku ingin kamu menganggapku 'rumah'mu. 
Sejauh apapun kamu pergi, kepadakulah kamu akan selalu kembali.
Karena itulah aku selalu disini tidak pernah pergi apapun yang menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti. 
Karena akulah tempat kamu bisa selalu pulang. 
Jadi, setiap hari, aku bersedia menunggu, menyiapkan teh panas sementara kamu mengambil air wudlu.
Lalu aku akan bersiap untuk berdiri satu shaf di belakangmu.

Aku akan selalu satu shaf di belakangmu, 
dalam sholat berdua, 
atau dalam menjalani hidup berdua. 
Tidak hanya ketika berbahagia,
tetapi juga ketika kamu sedang pada taraf jatuh sehingga tidak punya siapa-siapa.
Karena aku tahu, kamu selalu melakukan hal terbaik yang kamu bisa untuk menjaga bahagiaku. 
Yang kamu minta hanyalah, aku tetap selalu berada satu shaf di belakangmu. 
Bukan untuk selalu menjadi buntutmu, tapi untuk berdoa bersama dan berterima kasih bersama atas semua bahagia.