Yeay,
setelah sibuk pindah kosan yang ke-5 kali (satu kali lagi dapet gelas kayanya) -__- akhirnyaa bisa ngeblog tulisan ini. Belakangan
ramai mengenai tulisan “menunggu” selama 14 Tahun di film AADC 2 atau kalau
dulu ada Perahu Kertas, yang sering baca novel juga pasti familiar sama Winter
in Tokyo penantian sejak kecil Keiko.
Menunggu
‘dia’ dalam diam memang akan terlihat manis sekali tertambah selalu mendo’akannya
di sepertiga malam dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi, terkadang bukan
persoalan tidak bisa menunggu atau tidak bertahan tapi persoalan rasa sakit
yang akan lebih besar lagi jika memutuskan tetap menunggu. Menunggu tak seharusnya
mengabiskan waktu membuatmu bertanya-tanya. Jika yang kita tunggu adalah
seseorang yang belum pasti untukmu dan dia yang mati rasa; mati rasa dari
mencintaimu, menghargaimu, menghormatimu dan mati rasa kepeduliannya. Bisakah
kau bayangkan bagaimana sia-sianya menunggu? Atau bagaimana jika justru
menunggu akan menjauhkan kamu dari orang yang sebenarnya tepat untuk dirimu? :’)
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepadaNya. (Imam Syafi’i)
Allah
menakdirkan sebuah pertemuan dengan suatu alasan, entah itu anugerah atau
pelajaran berharga dalam hidup. Betapa tak adilnya kita selama ini. Kita
palingkan hati kita untuk mengingat ciptaanNya bukan Dia. Tak jarang isi kepala
kita hanya memikirkan seseorang, yang belum tentu memikirkan kita. Tak jarang
pula kita memikirkan dunia serta isinya yang membuat kita terlena. Bahkan
disela-sela ibadah sholat kita yang membuat kita tak khusyuk benar-benar ingin
mendekatkan diri kepada Allah. Padahal jelas, Allah sangat sayang kepada kita,
dia yang berikan rasa cinta itu kepada kita.
Lalu
apa yang kita bisa lakukan? Menjaga hati dan terus memperbaiki diri. Well, kita
tida perna tahu apakah kita dipertemukan seseorang untuk sebuah perpisahan atau
berpisah untuk sebuah pertemuan yang indah. Karena seseorang datang dan pergi
silih berganti dalam hidup kita. Kita sadar bahwa Allah lah sang maha pembolak
balik hati. Terkadang iman kita di atas dan di bawah. Lupa kita dengan segala
rahmat dan rezeki yang Allah berikan, sejak dari lahir sampai sekarang ini. Memberikan
rezeki sebagaimana yang kita minta, bahkan tak sekedar yang kita minta, Allah
lebih memilihkan yang benar-benar kita butuhkan dan terbaik untuk kita. Maka mintalah
keridhaan Allah terhadap kita. Dengan menjaga hati kita untuk Allah, semoga
iman kita berada diantaranya dan cenderung meningkat setiap waktu.