Minggu, 12 Maret 2017

Review Cinta Dalam Ikhlas





Manusia itu seperti medan magnet, mampu menarik sesuatu ke dalam hidupnya secara tak terduga. Manusia mampu menarik satu sama lain yang sefrekuensi. Frekuensi itu sendiri terbentuk melalui pikiran dan perasaan. Sumber pemancarannya adalah hati karena hati adalah radar terkuat di alam semesta. Maka, berhati-hatilah dengan hatimu, dengan pikiran dan perasaanmu. Karena Allah beserta para malaikatnya, dan sunatullah semesta yang berjalan dalam ruang dan waktu, selalu merespons apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu katakan juga yang kamu percayai. Jika pikiran dan perasaanmu positif, akan ada banyak hal positif di sekitarmu. Begitu juga sebaliknya.

Kalimat diatas merupakan kutipan buku Cinta Dalam Ikhlas karya Kang Abay yang mengingatkanku dengan sebuah hadits “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku” (HR. Turmudzi)


Buku ini menceritakan perjalanan kehidupan Atharisena dengan penuh kesabaran, rasa syukur, dan keyakinan kepada Allah SWT atas semua kehendak yang Allah berikan. Semua terjadi karena rencana-Nya. Tidak ada satu pun kejadian yang luput dari sebuah grand design-Nya. Seperti pertemuan dan perpisahan, kita dipertemukan dengan orang-orang pilihanNya tentu dengan maksud dan tujuan, seperti disatukan ataupun dipisahkan atas izin dan ridha-Nya. Ketika Dia mempertemukan untuk memisahkan atau ketika dia memisahkan untuk mempertemukan. Buku yang tidak hanya mengajarkan tentang arti “mengikhlaskan” tetapi juga arti mencintaNya, jangan-jangan kita lebih mencintai ‘seseorang’ padahal rasa cinta itu datangnya dari Allah dan cinta yang hakiki hanya untuk Allah :’) maka ketika akan menikah pertanyakan kembali apa tujuan menikah? Bukan hanya sekedar untuk bahagia, tetapi untuk ibadah dan meraih ridha Allah.


Buku pertama kang abay ini ringan untuk dibaca selain karena seperti novel tetapi setiap part demi partnya selalu ada hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dan kalian wajib membeli buku Cinta Dalam Ikhlas ini terutama kalian yang sedang berproses mengikhlaskan atau yang sedang menunggu jodoh dalam ketaatan :’)