Senin, 24 September 2012

Surat untuk Pangeran Dunia Akhirat part 1

Assalamualaikum Pangeran Dunia Akhirat yang kuimpikan,
Bagaimana kabarmu hari ini?
Sudahkah kau basuh wajahmu dengan sucinya air wudhu, yang membuat wajah bersahajamu diliputi cahaya? Sudahkah malam tadi kau habiskan sepertiganya dengan bermunajat kepada-Nya?
Sudahkah kau bulatkan azzammu untuk istiqomah melangkah dijalan-Nya?

Pangeran Dunia Akhirat,

Tegakkan bahumu, sempurnakan semangatmu, penuhi dadamu dengan nama-Nya, jemputlah rizqimu dengan sungguh-sungguh.
Aku mengantarmu dengan selempang doa yang tersampir di bahu angin.
Semoga hari ini Allah melimpahkan keberkahan di setiap tarikan nafasmu.
Penuhi pundi-pundi amalmu dengan kebaikan, jangan sisakan sedikitpun waktumu dalam kesia-siaan.
Malam nanti, aku kembali menunggumu dalam hening doa-doaku.
Sandarkan hatimu pada-Nya, agar Ia memberimu kekuatan.
Semoga esok hari, kau tak lagi ragu untuk segera menjemputku, menemani hari-harimu.
Siapapun engkau, di manapun berada, semoga Allah menjagamu, hingga tiba waktunya perjuangan panjangmu tak lagi sendiri.
Maka, kukuhkanlah kembali semangatmu.
Semoga esok hari, kau tak lagi ragu untuk hadir menjemputku.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Sabtu, 22 September 2012

Bahagia itu Sederhana

  • Dimanjain sama Bunda saat sedang sakit
  • Dapet kabar dari murid kalau nilai ulangan atau tugasnya perfect
  • Dapet kabar dari Amar kalau dia juara 1 lagi di sekolahnya
  • Dapet kabar dari Amar karena dia menang lomba dan diucapin makasih karena semaleman aku yang ngajarin
  • Selalu bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain
  • Bisa membuat orang lain tersenyum karena aku
  • Di sms Bunda dengan pertanyaan "Pulang jam berapa sayang? Sudah sholat belum? Jangan lupa makan!"
  • Dibeliin barang-barang lucu sama Ayah
  • Dibeliin apapun yang Hello Kitty sama Bunda atau Ayah
  • Punya sahabat yang baik dan pengertian
  • Selalu disamping Dzaki dan bisa terus sama dia
  • Amar suka bilang "Kak, tau ga? temen-temenku sering bilang kamu enak banget ya punya kakak pinter terkenal baik cantik lagi"
  • Jalan-jalan bareng keluarga utuh (Bunda Ayah Adek)
  • Selalu dapet ulangan perfect
  • Ditelfon sama eyang yang di jawa terus eyang bilang "kapan kesini lagi dek? kangen kata-kata kamu sayang"
  • Bisa memberikan motivasi lebih sama orang lain atau bisa memberikan kata-kata yang penuh makna untuk orang lain
  • Ditelfon sama kak Arif terus dia kasih begitu banyak saran serta cerita-cerita yang bikin hidup aku semakin berwarna
  • Diskusi sama kak Arif terus di kasih kata-kata yang bikin aku speechless
  • Dapet kabar dari penerbit kalau "Selamat tulisan kamu keterima"
  • Bisa buat kak Arif selalu tersenyum karena aku misalnya
  • Disayang sama guru-guru
  • Bisa menang olimpiade u,u
  • Bisa menjawab pertanyaan guru atau malah bisa sebelum guru menjelaskan
  • Selesai ngerjain tugas paling dulu dan semuanya bener
  • Bisa cerita sama Bunda mulai dari hal kecil yang gak penting sampai hal besar yang paling penting
  • Di smsin "Udah sholat belum cinta?" *bahagiabanget*
  • Di kasih perhatian lebih sama orang-orang terdekat
  • Bisa bahagia dan selalu cerita sama sahabat-sahabat
  • Ditelfon 1/3 malam sampai puluhan kali dan di sms "Sayang bangun dulu kita sholat tahajud yaa"
  • Dibangunin sahur sama Bunda untuk puasa sunnah dan dimasakin masakan yang paling enak terus puasa bareng juga sama Kak Arif
  • Bisa banggain semua orang-orang yang sayang aku
  • Bisa ikut organisasi Penulis dan bincang-bincang sama Penulis terkenal di Indonesia dikasih motivasi yang besar untuk jadi Penulis
  • Masak sama Bunda didapur sampai-sampai pas makanannya jadi kita malah gak nafsu makannya hehe
  • Bisa menjalankan perintahNya dan semakin istiqomah
  • Teus belajar untuk menjadi Muslimah yang bisa buat Bidadari Syurga cemburu

Ikhwan & Akhwat Sejati



IKHWAN SEJATI 

  
Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”

Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya. 
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu. Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?
   

Sang Ibu memberinya buku dan berkata…
Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu, MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.





AKHWAT SEJATI

   
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.
Anakku…  Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. 
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.
   
Ketahuilah putriku…
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya. 
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul. 

Setelah itu sang anak kembali bertanya,“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”  
Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)

Jumat, 14 September 2012

- Argon -



Saat pertama kali mengenalmu
Aku tak mengerti kenapa atom-atom hatiku membentuk molekul
Kemudian mereka bereaksi menjadi sebuah rasa


Kau adalah konduktor dalam hidupku
Yang dapat menghantarkan listrik cintaku
Kau adalah Argonku
Yang menciptakan sebuah rasa


Kau memberikan reaksi eksotermik semangatku
Kau juga memberikan reaksi endotermik saat ku sedih
Jika mereka memberikan penambahan katalisator untuk eksperimen
Aku tak perlu
Bagiku kau adalah katalisatorku


Kau hampir mampu menghidrolisis seluruh perasaanku
Ku ingin kau menjadi aniline untukku
Yang selalu memberi warna dalam hari-hariku






                                                                                                                                                                                                                                                Fluor ~





Rabu, 05 September 2012

♥ Argon ♥

Hallo Readers :)
Kangen sama tulisan "Catatan Harian Fluor?" nah ini sedikit lanjutan cerita Fluor berikutnya.
Lho kok Argon judulnya Argon?
Nah lho kemana Renium Alumunium sama Mangan?
Mereka masih ada kok dengan kehidupannya masing-masing yang pasti :) tenang aja Fluor masih deket kok sama mereka, tapi deket dalam artian sahabat dan kakak lho :3

Ih serem aja judulnya masa ada lovenya gitu? Emang sekarang Fluor udah jadian? sama Argon? Kenapa gak pernah cerita?
waduh itu pertanyaannya banyak aja ya hahah

Ini Argonnya Fluor, bukan Argonnya yang lain :D

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi. Argon unsur yang oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Argon juga mudah larut dalam air. Argon sangat sering dipergunakan oleh manusia bukan cuma itu Argon ini golongan gas mulia jadi sering terpakai untuk pelajaran Konfigurasi elektron :D
Kalau Argon membentuk 1% atmosfer bumi buat Fluor Argon membentuk 100% atmosfer cinta Fluor #kenapa jadi ngegombal? hahah

Oh iya Fluor kenal Mas Argon secara kebetulan dan tidak sengaja haha. Bayangin aja kenalnya itu gara-gara Timelinenya salah satu bimbel yang paling bagus di Sistem Periodik Unsur. Awalnya Fluor cuma iseng ngefollow karena twittnya yang lumayan bagus eh ternyata sekarang malah jadi deket :)) Mas Argon 1tahun lebih tua dari Fluor makannya Fluor panggilnya mas.
Kenapa judulnya Argon dan ada lovenya? bukan berarti kita pacaran -___- itu karena Fluor nganggep Mas Argon seperti kakak kandung Fluor sendiri ^_^
Readers jangan tanya soal cinta ya? wkwk. Cinta-cintaannya nanti aja disimpen sampai waktuNya tiba oke? Jaga hati untuk Pangeran Dunia Akhirat :')








*tuh kan tiba-tiba lupa lanjutan tulisannya gimana ==" oke aku lanjutin nanti ya Mas kalau sudah ada inspirasi dan waktu luang :D penulis mau sleeping beauty dulu mumpung sekolah libur jarang banget kan sekolah libur?*









Sudahkah kita menghargai beliau?

  “Makan keluar yuk? Di resto mana gitu... pusing habis hujan!” ucap Anya kepada kami berdua. Aku pun mengiyakan. Kami butuh refreshing setelah berjam-jam tadi berkutat dengan soal-soal ujian yang membuat kepala ini terasa berat. Seperti biasa, Iffah menggeleng. “Ibumu sudah masak lagi?” tanya Anya.
Iffah mengannguk.
“Emang kamu gak bosan, makan masakan Ibu terus?” tanya Anya lagi.
 Iffah diam tak menjawab.
“Masakan Ibumu enak banget ya? Enakan mana sama masakan restoran?” Anya mencecar. Temanku hanya tertawa kecil.
“Aku traktir deh!” ujar Anya tak sabar. Iffah tetap menggeleng. Aku sudah bisa menduga jawabannya. “Aku nggak tega... ibuku sudah masak,” ucap Iffah singkat.

   Anya menghela napasnya tanda pasrah karena tak juga berhasil membujuk Iffah. Iffah memang paling enggan kalau diajak makan diluar. Iffah hanya mau makan di luar kalau ibunya memberi tahu bahwa ibunya tidak memasak hari itu.

   Kalaupun pada akhirnya Iffah harus “mengalah” dan mengikuti teman-temannya untuk makan bersama di luar, Iffah akan mencicipi makanan sedikit saja. Dia sengaja tidak membiarkan perutnya kenyang, karena ia akan menikmati masakan ibunya di rumah.

   Pernah juga dalam suatu kesempetan ia bercerita, “Suatu hari aku pernah memesan ikan di di sebuah restoran karena aku sedang ingin makan di luar. Tapi nyatanya, restoran yang enak itu jadi tidak berasa di lidahku. Bukan karena salah resep tapi karena aku tidak tega pada Ibu yang sudah masak untuk anak-anaknya dan akhirnya aku makan masakan ibu lagi deh dengan tertawa riang Iffah menceritakannya.”

   Banyak cara untuk menghormati orang tua meski kadang kesannya lewat hal sepele. Selain Iffah ada cerita lain lagi seperti, dia selalu membalas sms ibunya atau bahkan dia selalu sms ibunya sekalipun dalam keadaan sangat sibuk. Walaupun ada yang bilang “Sms-an sama Ibu?” sama pacar dong. Menurutku itu salah kasih ibu sepanjang masa memang benar adanya sedangkan pacar belum tentu menjadi pangeran dunia akhirat kita nantinya.

   Aku jadi teringat dengan sahabatku Nova dia orangnya baik walaupun kadang terkesan cuek dan lebih memilih mengatakan apa yang sesungguhnya tanpa peka dengan perasaan orang lain. Tapi Nova itu sangat menghargai mamanya dia selalu membawa makanan untuk mamanya kalau dia pulang dari suatu tempat seperti jalan-jalan, kemanapun dia pergi pasti pulangnya membawa makanan untuk mamanya . Nova selalu membawa oleh-oleh untuk mamanya dan Mamanya Nova ini baik hehe :D

   Cerita Nova dan Iffah mengingatkanku kejadian makan-makan di kelas kemarin. Ada teman sekelasku yang ulang tahun dan dia mentraktir anak-anak di kelas, tapi aku memilih tidak ikut makan di kantin karena aku sudah di beri bekal oleh Bunda. Walaupun mereka bilang nasi yang aku bawa dimakan siang aja tapi aku gak bisa sekalipun makanan di kantin itu sangat sangat enak aku tidak bisa ikut makan, maaf bukan maksudku menolak teman.

   Kasih ibu memang luar biasa cinta ibu sehangat mentari yang selalu menyapa pagi. Kadang aku suka bertanya pada diri ini mungkinkah aku bisa seperti mereka? Yang rela bangun paling pagi sebelum yang lain terbangun kemudian disibukkan dengan rutinitas memasak memotong serta mendidik anak-anaknya seharian? Ditambah pekerjaan rumah tangga yang rasanya tak kunjung usai? Kemudian tidur paling larut setelah yang lain tidur. Duh... sungguh besar tugas seorang ibu. Siapa yang meremehkan seorang ibu sungguh ia akan menyesal dikemudian harinya. Jika Iffah punya hobi makan di rumah dan sahabatku Nova yang selalu memberikan sesuatu untuk ibunya bagaimana dengan kita?
Apa saja yang sudah kita lakukan untuk menyenangkan hati ibu kita?