Selasa, 25 Maret 2014

Izinkan Aku Mencintaimu dalam Diam



      Untukmu, jiwa yang selalu indah dihatiku. Kusampaikan sebuah kata yang paling indah, untuk jiwa yang indah.

“Semoga Allah selalu menjagamu dengan sebaik-baik penjagaan”.

Untukmu, jiwa yang selalu menjaga hatiku. Ketika jarak menjadi sebuah koma di antara kita, biarkan kecepatan dan waktu yang menyertainya.

Seperti rumus fisika. Ketika dua hati bisa saling berpaut, mungkin kebahagiaan akan berlipat ganda.

Seperti kuadrat dalam rumus matematika atau ketika dua jiwa sama-sama saling faham, kepercayaan akan selalu menyelam.

Oleh karenanya walau tiada kata yang terucap, hanya satu yang dapat engkau dan aku lihat…

DIA. Yang selalu menjaga kita. KarenaNya tak akan pernah ada keraguan.

Untukmu, sebuah nama yang selalu ada dalam setiap doaku. Tak akan ada kata yang sanggup ku ucap
ketika Allah menyematkan sebuah cintaNya padaku untukmu.

Bagiku, diam adalah tindakan yang pantas kulakukan.

Karena berbincang dan bercinta denganNya pun kulewati dengan diam. Lewat hening malam hingga dapat ku menyentuh kebeningan.

Karena itu.. izinkan aku mencintaimu dalam diam.

Dalam setiap kalam cinta yang tak pernah bisa kulukiskan.

Izinkan aku menjaga hati, dengan diam. karena diam adalah bukti kecintaanku padamu.

Ku ingin memuliakan engkau, aku tidak ingin merusak penjagaanmu.

Dan aku tak akan pernah berusaha untuk menjadi cinta yang utama bagimu.

Karena cintaNya berada jauh di atas semua itu. Aku dan engkau sama-sama mencintaiNya, bukan?

Untukmu, jiwa yang tak pernah lelah menyapaku lewat sujud-sujud denganNya.

Ingatkah engkau tentang kisah Fatimah dan Ali? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan..

Tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah.

Karena dalam diam itulah tersimpan kekuatan … kekuatan akan sebuah harapan.

Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cinta dalam diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata.

Karena diam adalah caraku mencintaimu karenaNya, berharap hal itu lebih memelihara kesucian hatiku dan hatimu setelahnya.

Jika engkau memang bukan milikku, Allah akan menghapus ‘cinta dalam diam’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat.

Seiring berlalunya waktu biarkan Mencintaimu Dalam Diam menjadi memori tersendiri dan sudut hati ini menjadi rahasia antara aku dengan Sang Pemilik hati.

Untukmu, jiwa yang kuharap akan selalu indah karena mencintaiNya

Aku belajar mencintaimu dalam diam dengan keimanan Berharap agar dapat menjaga rasa maluku dan memelihara kesucian hatimu.

Ini lah caraku Mencintaimu karenaNya, diam dan tak pernah terucap.

Berharap menjadi fatimah yang tak pernah sekalipun mengungkapkan.

Dan membawamu menjadi Ali Bin Abi Thalib yang tak pernah sekalipun mengecewakan apalagi menduakan.

Sabtu, 22 Maret 2014

Sore itu, Hujan dan Kamu



“kau tahu kenapa kemarin hujan turun?
yang ku tahu dia ingin menahan kita di sini
hingga ingin kubuatkan waktu konstan
biar waktu berlalu begini selamanya
meski kutahu probabilitas-nya nol”

Hujan kemarin indah bukan? Kau bersamaku, kemarin. Ada getaran indah yang ku rasakan, apa kau juga merasakan getaran itu? Senja itu kita habiskan waktu bersama, saat rintik hujan membasahi butiran tanah. Kau bercerita denganku hingga waktu terus berlalu.
Dalam dingin senja ini kita terpaku, tak membisu masih berkata. Saat canda dan cerita kau, buat menghangatkanku. Secangkir teh bahkan tak mengubah apapun, sesekali kita melihat hujan dibalik jendela. Terduduk disofa soklat dan mengerjakan soal, secangkir teh yang hampir habis kau biarkan tergeletak diatas meja.
Gemericik air hujan diatas genteng tak kita hiraukan, mereka seolah sedang melantunkan nada-nada cinta untuk kita. Cicak mengintipi dibalik figura, ikan-ikan mas berenangria diakuarium melihat kita bersama. Sesekali ku palingkan pandangan pada jam dinding, detak jarum jam itu ingin ku hentikan.
Aku cinta hujan, terlebih saat aku bersamamu. 
Hujan dan kamu adalah kombinasi sempurna. Hujan turun dan kau tersenyum padaku, bahagia itu sederhana. Hujan membawa bebanku pergi untuk sementara dan senyummu merasuk hatiku dan membawa ketenangan. Kamu dan hujan adalah kombinasi terindah yang pernah kuketahui. Hujan memberi sentuhan magisnya. Hujan mengembalikan hati yg keruh menjadi bening. Aku suka peran hujan itu.

Kenapa aku sekarang sangat menyukai hujan?
Karena kau adalah salah satu alasannya
Kenapa aku sangat suka menunggu hujan datang?
Karena saat itu juga, aku memandang tetesannya yang jatuh satu persatu
Mengulur telapak tangan untuk menyentuh kesejukannya
Kemudian membaur dengan aroma tanah
Mendengarkan mereka berjatuhan dengan mata tertutup
Menciptakan irama ketika mereka bersatu
Seolah mereka berbincang tentang kau dan aku...

Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka.
Dan, kebersamaan hanya memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku.
Meski diam-diam, aku mencintamu dengan malu-malu.




Selasa, 11 Maret 2014

You



Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang yang entah dimana saat ini.
Untukmu yang jauh disana, terkadang mata ini iri kepada hati, karena kau ada di hatiku namun tak tampak di mataku.
Menantimu ibarat daun yang merindu pada sejuknya embun,
Bagai bunga yang haus disambangi sang kupu.
Tak terhitung bilangan detik yang berlalu,
Hati terlampau suci untuk dikotori dengan rasa yang belum pantas di utarakan oleh lisan.
Maka, saat hatiku telah mengenal fitrahnya, aku akan berusaha mencintaimu dengan cara yang di cintaiNYA.
Maka biarkan cinta dalam diam menganugrahkan ridha Allah azza wa jalla .
Karena...
Cukuplah rasa cinta dari Allah saat ini
Yang hidupkan jiwa sarat makna.
Hadapi dunia penuh ceria, berikanku cerita istimewa.
Berikan ketenangan di tengah kegundahan.
Ajarkanku selalu tentang arti kehidupan.
Kurasa itulah cinta.
Cinta yang tumbuhkan sesak rindu, namun enggan berhenti menunggu.
Cinta yang kadang sulit tuk dimengerti, namun selalu terpatri dalam hati.
Sungguh takkan pernah kusesali.
Sejatinya, inilah cinta yang hakiki.