Tiba-tiba, cinta itu hadir kembali. Hadir tanpa
sebuah pemberitahuan, menyelundup diam-diam melewati kapiler hati, semakin lama
meresap memenuhi ruang. Datang membawa tawa dan bahagia.
Kamu berbeda dari yang lainnya. Kamu
sederhana, apa adanya, misterius, dan begitu sulit untuk ditebak.
Beberapa bulan yang
lalu, kamu terlalu
sibuk dengan sesuatu yang harus kaukejar dan kauraih, kuliahmu
bahkan organisasimu. Kau
melupakan seseorang yang
selalu berada di sampingmu. Kau melupakan seseorang yang beberapa bulan terakhir
bersedia menyiapkan telinganya untukmu, hanya untuk mendengar ceritamu. Kau
melupakan seseorang yang
menjadi pelampiasan amarahmu, yang kausakiti hatinya saat kaulelah dengan semua
rutinitasmu. Kau melupakan seseorang yang berusaha meluangkan waktunya
hanya untuk memastikan bahwa kesehatanmu terjaga dengan baik. Kau
melupakanku yang
berusaha bertahan untukmu.
Apa saja
yang kita lakukan selama rentetan bulan kebersamaan kita dulu. Aku juga tak
tahu apakah aku dan kamu bisa disebut punya hubungan atau tidak, karena semua
berjalan dalam ketidak jelasan. Penyatuan kita juga tak menemukan titik temu.
Mungkinkah dulu hanya kamu yang berjuang sendirian? atau Mungkinkah dulu hanya
aku yang inginkan kejelasan?
Aku tahu semua berubah menjadi begitu indah, sejak pembicaraan yang
sederhana menjadi pembicaraan spesial yang begitu menyenangkan bagiku. Aku
bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku melamun sepanjang waktu?
Tanpa
kusadari, kini namamu sering kuselipkan dalam baris-baris doa. Diam-diam aku mengulang
kejadian dulu, senang menulis tentangmu, tersenyum tanpa sebab sambil terus
menjentikkan jemariku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku yang indah,
sesuatu yang belum tentu kutemukan dalam dunia nyata saat aku terbangun nanti.
Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti
memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes
hemoglobinnya. Berlebihan kah? Bukankah mahluk Tuhan selalu bertingkah berlebihan
ketika sedang jatuh cinta?
Aku membiarkan diriku jatuh dalam rindu yang mengekang dan membuatku
sekarat. Aku membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam
magisnya kehadiranmu.
Sepertinya aku mencintaimu…
Pada setiap percakapan kecil yang berubah menjadi perhatian sederhana
yang kau perlihatkan padaku.
Sepertinya aku mencintaimu…
Dengan kebisuan yang kau sampaikan padaku. Kita hanya berbicara lewat tulisan,
kita hanya saling mengungkapkan lewat sentuhan-sentuhan kecil.
Sepertinya aku mencintaimu…
Karena aku sering merindukanmu, karena aku bahkan tak tahu mengapa aku
begitu menyayangimu
Sepertinya aku mencintaimu…
Kepada kamu, yang masih saja tak mengerti perasaanku.