Senin, 26 Februari 2024

Menjadi seorang Ibu

Akhirnya setelah vakum sekian tahun, ini adalah tulisan pertamaku setelah menjadi seorang istri dan ibu xixi.
Tulisan ini mungkin sudah bukan lagi berisi tulisan galau hehe karena si penulis sudah Allah pertemukan dengan seseorang yang selalu dipanjatkan melalui doanya (next time mau nulis tentang jodoh)

"Menjadi seorang ibu adalah anugerah yang Allah berikan" 

 

 

Tapi tahukah banyaknya pemberitaan berkeliaran tentang ibu yang mencelakai anaknya, membunuh sampai dengan memutilasi anaknya yang masih berusia batita.

Tetapi, terkadang kita tidak sadar sebagai seorang perempuan sering kali judgemental tentang seorang Ibu.

Di mulai dari "kok lahirannya caesar?" "kok anaknya engga full ASI?" "anaknya kok kurus? pasti mpasinya gamau!" "kok anaknya sudah 9 bulan belum bisa ini? belum tumbuh gigi ya?"

Jujur aku merasakan beberapa kali dengan ungkapan ini, padahal faktanya semua Ibu pasti akan memberikan yang terbaik dengan caranya masing-masing. Setelah melahirkan yang paling dirasa selain lebih cepat lelah, sekarang aku menjadi sering lupaan haha lagi lagi support pasangan lah sebagai garda terdepan seorang ibu dan istri. Maka, untuk bapack bapack di luar sana support istri, bahagiakan istri, dan berikan percikan percikan kecil kehangatan adalah hal yang paling ditunggu dari seorang Ibu.

Hey! percayalah jadi ibu itu berat lho, terutama dalam mengatur emosinya. Bayangkan saja, dalam satu hari ia harus tetap bekerja (bagi ibu bekerja) bangun pagi menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, pusingnya dalam pekerjaan tetapi sampai rumah harus mengerjakan pekerjaan rumah yang menumpuk, menemani toodler, belum lagi dengan drama sang toodler, ketika tenaga ibu sudah 10%, anaknya masih 80%, dan kerjaan rumah belum kelar 😓 Anak akhirnya tidur, tetapi ibu belum tidur karena berberes rumah yang berantakan.

Ibu perlu banget happy, supaya anak happy, suami happy, dan keadaan rumah always happy hehe

Tips Bahagia ala Ibu

1. Luangkan waktu untuk diri

Ibu.. Diri kita pun punya hak atas diri sendiri. Maksudnya kita berhak meluangkan waktu untuk kesukaan kita. Me time. Itu dia! Kalo versi Ibu, me time adalah pergi ngaji. Sehabis pulang biasanya lebih merasa recharge energi, sabar serta syukur. Bagi sebagian ibok mungkin drakoran adalah jalan ninjanya mencari self therapi. 

2. Kerjakan Hobi

Pikirkan hobi yang sederhana yang bisa kondisikan di rumah. Misalnya merawat tanaman, masak atau baking, nulis blog😁. Beberapa ibu mengaku sehabis masak merasa lebih fresh pikiran. Kalo Ibuk paling mood banget kalo mencium aroma roti/kue/bolu yang sedang mengembang di dalam oven. 

3. Quran dan Istighfar

Untuk seorang muslim, kedua hal ini adalah andalan untuk mewaraskan diri. Al Quran disebut dalam beberapa literasi adalah obat. Sementara zikir seperti istighfar mampu membuat hati menjadi tenang. Hati yang tenang akan membuat pikiran menjadi lebih tentram. 

Masih ada sujud yang kita punya. Bisikkan seluruh keluh kesah kita ke bumi. InsyaAllah terdengar sampai ke langit. Terkadang kita gak sadar efek berbisik ke bumi Buk. Memang masalah kita belum kelar, tapi rasa tenang yang Allah titipkan berhasil membuat kita lebih kuat menghadapi semua masalah.

4. Self Reward

Self Reward ini bertujuan untuk memberikan diri kepercayaan dan meningkatkan self esteem. Bukan untuk membuat diri menjadi sombong dan menafikan keberadaan Tuhan. 

Misal buk, karena lambung bersahabat dengan otak. Coba makan makanan yang Ibuk suka. Saat tingkat stress tinggi, beberapa ibook bakalan good mood saat menyantap mie instan atau sebatang coklat contoh reward kecil hihi atau shopping hehe

Minggu, 29 Oktober 2017

Sepotong kisah Oktober


“Seorang lelaki sederhana  yang senyumnya menyimpan banyak tanya, yang tawanya menghadirkan cerita, yang tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak geriknya agar tidak melewati setiap inci perpindahanya”


Lalu semua terjadi begitu saja. Saat sapa lembutnya menjaring nyata menyentuh gendang telinga, saat percakapan kecil yang hanya sebuah kata berubah menjadi deretan narasi nyata, aku dan dia, mengalir begitu saja, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan. Kita tertawa bersama, kita menghabiskan waktu bersama, tanpa tahu ada perasaan yang diam-diam menjelma menjadi sebuah rasa yang berbeda dan mulai mengisi labirin-labirin ruang kosong yang telah lama tak diisi.


Dia mengajariku banyak hal. Cara tersenyum dalam kesulitan, cara tertawa dalam kesedihan, cara mengehargai perbedaan, cara melakukan kebaikan, cara untuk selalu bersyukur, dan cara bersabar dalam menghadapi segala hal. Aku tahu semua begitu indah.


Tahu-tahu sosokmu menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya dia saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Bahkan, aku pikir entah sejak kapan laju kerja fungsi otakku bekerja lebih cepat jika tentangnya.


Perkenalan kita sangat instan. Satu bulan ditambah beberapa hari. Begitu singkat perkenalan kita, tapi ternyata semuanya melekat di dalam rongga pikiran. Empat Agustus 2017, aku masih mengingatnya saat kita pertama kali bertemu di bus. Kau berdiri di depanku dengan senyuman dan rentetan cerita panjang yang membuatku terdiam menjadi pendengar yang baik untukmu. Aku selalu belajar menjadi pendengar yang bain untukmu dan diam diam aku senang mendengar setiap cerita yang keluar darimu. Terkadang, aku menunggu cerita darimu tentang apa yang kau lakukan dan bagaimana harimu setiap menitnya. Aku mengagumimu sejak pertemuan sederhana itu, sejak takdir mempertmukan kita. Aku percaya, kita dipertemukan pastilah karena sebuah alasan entah itu sebuah anugerah atau justru sebuah pelajaran.


Sepertinya aku mencintaimu, pada setiap percakapan kecil yang berubah menjadi perhatian sederhana yang kau perlihatkan.

Sepertinya aku mencintaimu, dengan kebisuan yang kau sampaikan padaku lewat setiap kalimat dalam teks singkat setiap harinya.

Sepertinya aku mencintaimu, karena aku sering merindukanmu bahkan aku tak tahu entah sejak kapan aku memulainya.

Sepertinya aku mencintaimu, kepadamu yang hadir menyelinap ke dalam dimensi ruang dan waktuku dengan kesederhanaanmu.







Ciputat, 29 Oktober 2017

Rabu, 09 Agustus 2017

Takdir~




Hari itu aku berpikir bahwa mungkin kita takkan dipertemukan. Karena, aku dan kamu berada di satu titik yang sama namun berjauhan. Kita tetap berdekatan namun takkan pernah berpotongan di satu titik. Tapi, takdir berkata lain Allah menakdirkan sebuah pertemuan dengan suatu alasan, entah itu anugerah atau pelajaran berharga dalam hidup.


Pernahkah kamu merasakan? Disaat kamu menginginkan makan bakso tapi baksonya malah tidak lewat atau disaat kamu ingin makan bakso tapi malah mie ayam yang lewat kemudian karena lapar yang mendera akhirnya kamu putuskan untuk membeli mie ayam. Padahal bakso yang kamu anggap tidak lewat itu ternyata berada di satu titik yang sama dengan kamu, hanya saja kalian berjauhan dan tidak bertemu. Atau ternyata baksonya lewat sebelum bahkan setelah kamu membeli ayam, dan kamu sering berkata 'belum jodoh sama bakso, rezeki mie ayam'.


Jadi, apa korelasinya kalimat diatas sama bakso dan mie ayam? Jelas sama sekali tidak ada korelasinya hanya saja penulis sedang lapar dan gabut karena menunggu siswa😂
Oke, abaikan satu kalimat diatas.


Walau digenggam kuat, andai ia bukan milikmu, ia pasti akan terlepas juga.
Begitupun sebaliknya.
Walau ditolak ke tepi, andai ia untukmu, ia akan datang juga.
Seberapapun usahamu untuk mengejar jika dia tidak ditakdirkan untukmu maka sampai kapanpun tidak akan bersamamu.
Seberapapun kamu tidak menginginkannya, jika dia ditakdirkan untukmu maka dia akan tetap jadi milikmu.
Jika memang orang yang selalu kau sebut dalam doa tidak berjodoh denganmu, maka jangan khawatir karena Tuhan akan menjodohkanmu dengan seseorang yang diam-diam mendoakanmu.












Tangerang, 9 Agustus 2017


Sabtu, 22 Juli 2017

Cerita ini tentangmu~

Be like a flower that gives its fragrance even to the hand that crushes it



Cerita ini tentang kamu. Cerita tentangmu yang tak akan pernah tahu akhirnya akan bagaimana. Allah menakdirkan sebuah pertemuan dengan suatu alasan, entah itu anugerah atau pelajaran berharga dalam hidup. Kamu sosok sederhana yang memaksaku tak pernah melewatkan setiap inci perpindahan. Rasanya semua terjadi begitu cepat, semua mengalir begitu saja, kita tertawa bersama, kita menghabiskan waktu bersama, kita saling bercanda, menertawakan diri sendiri, bahkan aku tahu semua berubah menjadi begitu indah, sejak pembicaraan yang sederhana menjadi pembicaraan spesial yang begitu menyenangkan bagiku. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong. Tak ada percakapan yang biasa semua terasa tak pernah membosankan bahkan mampu membuat senyumku mengembang, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa.



Aku larut dalam semua kata-katamu. Aku terinspirasi dengan segala kesederhanaanmu, kamu begitu rela memperkenalkan dirimu sebagai kamu. Tanpa kusadari, namamu sering kuselipkan dalam baris-baris doa belakangan ini. Diam-diam aku senang menulis tentangmu, tersenyum tanpa sebab sambil terus menggerakkan jemariku.



Terima kasih karena kamu telah datang tepat waktu, tepat saat aku sudah mulai merasa bahwa yang sepertimu tak akan hadir ke dalam dimensi ruang dan waktuku. Terima kasih dengan kesederhanaanmu, kamu rela berbagi dunia dan cita-cita denganku. Terima kasih dengan segala yang kamu punya dan tidak aku punya, begitu sebaliknya. Terima kasih telah mengizinkanku membuka ruang-ruang kosong yang telah tertutup. Kamu membiarkan kita untuk saling belajar satu sama lain dan saling mengingatkan untuk melakukan kebaikan. Karena bersamamu, membuat aku lebih mudah bahagia dan begitu sering bersyukur.
Kita bertemu pastilah karena sebuah alasan, entah itu anugerah atau justru sebuah pelajaran~














                                                                                                                           Cikarang, 22 Juli 2017



Senin, 12 Juni 2017

Menunggu atau Mengikhlaskan?




Yeay, setelah sibuk pindah kosan yang ke-5 kali (satu kali lagi dapet gelas kayanya) -__- akhirnyaa bisa ngeblog tulisan ini. Belakangan ramai mengenai tulisan “menunggu” selama 14 Tahun di film AADC 2 atau kalau dulu ada Perahu Kertas, yang sering baca novel juga pasti familiar sama Winter in Tokyo penantian sejak kecil Keiko.

Menunggu ‘dia’ dalam diam memang akan terlihat manis sekali tertambah selalu mendo’akannya di sepertiga malam dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi, terkadang bukan persoalan tidak bisa menunggu atau tidak bertahan tapi persoalan rasa sakit yang akan lebih besar lagi jika memutuskan tetap menunggu. Menunggu tak seharusnya mengabiskan waktu membuatmu bertanya-tanya. Jika yang kita tunggu adalah seseorang yang belum pasti untukmu dan dia yang mati rasa; mati rasa dari mencintaimu, menghargaimu, menghormatimu dan mati rasa kepeduliannya. Bisakah kau bayangkan bagaimana sia-sianya menunggu? Atau bagaimana jika justru menunggu akan menjauhkan kamu dari orang yang sebenarnya tepat untuk dirimu? :’)


Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepadaNya. (Imam Syafi’i)


Allah menakdirkan sebuah pertemuan dengan suatu alasan, entah itu anugerah atau pelajaran berharga dalam hidup. Betapa tak adilnya kita selama ini. Kita palingkan hati kita untuk mengingat ciptaanNya bukan Dia. Tak jarang isi kepala kita hanya memikirkan seseorang, yang belum tentu memikirkan kita. Tak jarang pula kita memikirkan dunia serta isinya yang membuat kita terlena. Bahkan disela-sela ibadah sholat kita yang membuat kita tak khusyuk benar-benar ingin mendekatkan diri kepada Allah. Padahal jelas, Allah sangat sayang kepada kita, dia yang berikan rasa cinta itu kepada kita.


Lalu apa yang kita bisa lakukan? Menjaga hati dan terus memperbaiki diri. Well, kita tida perna tahu apakah kita dipertemukan seseorang untuk sebuah perpisahan atau berpisah untuk sebuah pertemuan yang indah. Karena seseorang datang dan pergi silih berganti dalam hidup kita. Kita sadar bahwa Allah lah sang maha pembolak balik hati. Terkadang iman kita di atas dan di bawah. Lupa kita dengan segala rahmat dan rezeki yang Allah berikan, sejak dari lahir sampai sekarang ini. Memberikan rezeki sebagaimana yang kita minta, bahkan tak sekedar yang kita minta, Allah lebih memilihkan yang benar-benar kita butuhkan dan terbaik untuk kita. Maka mintalah keridhaan Allah terhadap kita. Dengan menjaga hati kita untuk Allah, semoga iman kita berada diantaranya dan cenderung meningkat setiap waktu.

What the meaning of PPKT?

Tim PPKT SMA Dua Mei





Finally, setelah sekian lama bertapa di sekolah bisa nulis lagi :’) Yeah, kemarin selain sibuk PPKT dan laporannya juga harus curi-curi waktu untuk revisi skripsi berkepanjangan :”

Jadi, apa sih PPKT itu? Praktik Profesi Keguruan Terpadu  atau biasa disingkat PPKT bertujuan agar menjadi guru yang memiliki kompetensi akademik, profesionalitas, kepribadian dan sosial dengan baik. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu memiliki kebanggaan profesi, dan mampu membawa/beradaptasi dengan baik terhadap school community sehingga berdampak pada kemajuan sekolah/madrasah tempat bekerja, tidak semata menyampaikan pelajaran didepan kelas, tetapi juga merancang perencanaan dan pengembangan sekolah/madrasah, serta berbagai kegiatan lain yang memiliki signifikansi dengan pembinaan dan pengembangan profesi keguruan.

Kapan sih waktu pelaksanaan PPKT? Praktik Profesi Keguruan Terpadu dilaksanakan kurang lebih selama empat bulan dan dimulai tergantung kebijakannya bisa januari atau februari.

Terus, bagaimana mekanisme pemilihan sekolah? Sepertinya untuk mekanisme setiap jurusan memiliki mekanismenya masing-masing tetapi untuk di kimia sendiri kita bebas memilih sekolah mana dengan dua pilihan asalkan tida sama dengan temen seangkatan kita. Dan faktanya aku sering banget nemuin orang yang nanya ke aku entah itu temen, adek kelas atau murid aku sendiri selama PPKT “Zah, kenapa pilih SMA Dua Mei?” Jawabanyaaaa cuma satu karena jaraknya yang sangat dekat dengan kosan aku yang di kampung utan dulu HAHAHAH

Tell, about your PPKT? Okay, aku akan jelaskan mengenai PPKT ini dari pemilihan sekolah sebaiknya kita harus tau terlebih daulu bagaimana tentang sistem di sekolah itu semisal seragamnya atau waktu masuk dan pulang. Ketika, sudah tahu mengenai informasi sekolah tersebut pasti kalian akan sering mendapat rumor dari kakak kelas “jangan ke sekolah ini susah nilainya” atau “ke sekolah itu aja nilainya enak”. Mungkin itu salah satu faktor yang bisa dipertimbangkan, namun sebaiknya tanamkan niat baik dan percaya sama diri sendiri karena belum tentu yang diberitakan 100% benar adanya. Selama PPKT kita tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi kita harus observasi sekolah, guru, dan siswa/i serta belajar administrasi (piket dan tata usaha). Hal yang wajib harus dilakukan adalah belajar banyak dari Guru Pamong karena beliau yang paling mengerti situasi dan kondisi kelas. Alhamdulillah, selama PPKT dapat gumong yang super baik sekali. Karena kita dituntut untuk menjadi professional capital kelak mereka menjadi guru dan tenaga kependidikan yang professional, sehingga dapat mengantarkan pembangunan SDM bangsa yang berkualitas dan unggul kita tidak belajar tentang bagaimana pendidikan dan pengajaran tetapi begitu juga mengenai administrasi. Belajar pengelolaan tata usaha atau perpustakaan dan jaga piket. Pesan dari penulis selama PPKT jangan keasikan mengajar dan melupakan laporan penelitian serta laporan PPKT ya:)

Kegiatan PPKT ini memang bagus akan tetapi waktu yang terlalu lama serta pemilihan di semester delapan mengakibatkan beberapa mahasiswa harus ekstra bagi waktu antara kejar-kejaran revisian skripsi atau ke sekolah:” 
Kabarnya setahun  atau dua tahun kedepan karena berganti kurikulum menjadi KKNI dan akan ada PPG (tulisan untuk PPG akan segera rilis di (Why should PPG?) kabarnya akan dirubah sistem ini entah menjadi KKN atau masih tetap PPKT yang pasti persiapan dari sekarang harus sudah dimulai~

Minggu, 12 Maret 2017

Review Cinta Dalam Ikhlas





Manusia itu seperti medan magnet, mampu menarik sesuatu ke dalam hidupnya secara tak terduga. Manusia mampu menarik satu sama lain yang sefrekuensi. Frekuensi itu sendiri terbentuk melalui pikiran dan perasaan. Sumber pemancarannya adalah hati karena hati adalah radar terkuat di alam semesta. Maka, berhati-hatilah dengan hatimu, dengan pikiran dan perasaanmu. Karena Allah beserta para malaikatnya, dan sunatullah semesta yang berjalan dalam ruang dan waktu, selalu merespons apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu katakan juga yang kamu percayai. Jika pikiran dan perasaanmu positif, akan ada banyak hal positif di sekitarmu. Begitu juga sebaliknya.

Kalimat diatas merupakan kutipan buku Cinta Dalam Ikhlas karya Kang Abay yang mengingatkanku dengan sebuah hadits “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku” (HR. Turmudzi)


Buku ini menceritakan perjalanan kehidupan Atharisena dengan penuh kesabaran, rasa syukur, dan keyakinan kepada Allah SWT atas semua kehendak yang Allah berikan. Semua terjadi karena rencana-Nya. Tidak ada satu pun kejadian yang luput dari sebuah grand design-Nya. Seperti pertemuan dan perpisahan, kita dipertemukan dengan orang-orang pilihanNya tentu dengan maksud dan tujuan, seperti disatukan ataupun dipisahkan atas izin dan ridha-Nya. Ketika Dia mempertemukan untuk memisahkan atau ketika dia memisahkan untuk mempertemukan. Buku yang tidak hanya mengajarkan tentang arti “mengikhlaskan” tetapi juga arti mencintaNya, jangan-jangan kita lebih mencintai ‘seseorang’ padahal rasa cinta itu datangnya dari Allah dan cinta yang hakiki hanya untuk Allah :’) maka ketika akan menikah pertanyakan kembali apa tujuan menikah? Bukan hanya sekedar untuk bahagia, tetapi untuk ibadah dan meraih ridha Allah.


Buku pertama kang abay ini ringan untuk dibaca selain karena seperti novel tetapi setiap part demi partnya selalu ada hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dan kalian wajib membeli buku Cinta Dalam Ikhlas ini terutama kalian yang sedang berproses mengikhlaskan atau yang sedang menunggu jodoh dalam ketaatan :’)